Mengetahui 3 Jenis Osteoporosis dan Cara Mencegahnya
Osteoporosis biasanya tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Oleh karena itu, kondisi ini sering disebut sebagai "silent killer" karena penderita mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengalami osteoporosis sampai terjadi patah tulang atau fraktur.
Namun, gejala osteoporosis dapat terjadi saat kondisi sudah parah. Gejala tersebut dapat berupa sakit punggung, punggung membungkuk atau tertekuk, kehilangan tinggi badan, serta nyeri yang timbul pada tulang yang patah atau terkilir.
Seseorang yang mengalami osteoporosis dapat mengalami patah tulang pada area yang biasanya jarang terjadi, seperti di pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang.
Apa Penyebab Seseorang Menderita Osteoporosis?
Osteoporosis adalah kondisi medis yang ditandai dengan kepadatan tulang yang menurun dan kerapuhan tulang yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan risiko terjadinya patah tulang. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang terkena osteoporosis, di antaranya:
- Usia. Risiko terkena osteoporosis akan meningkat seiring bertambahnya usia seseorang.
- Jenis kelamin. Wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis dibandingkan dengan pria, terutama setelah menopause.
- Genetika. Riwayat keluarga dengan osteoporosis dapat meningkatkan resiko seseorang terkena kondisi ini.
- Pola makan yang buruk. Kekurangan asupan kalsium dan vitamin D berpotensi menyebabkan penurunan kepadatan tulang.
- Gaya hidup yang tidak sehat. Merokok, mengonsumsi alkohol secara berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
- Penggunaan obat-obatan tertentu. Beberapa obat, seperti kortikosteroid dan obat-obatan untuk kejang, dapat meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
- Penyakit tertentu. Beberapa kondisi medis, seperti rheumatoid arthritis, penyakit ginjal, dan beberapa jenis kanker, dapat meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
Faktor yang Dapat Meningkatkan Resiko Terkena Osteoporosis
Diantara sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena osteoporosis, diantaranya adalah:
- Usia: Risiko osteoporosis meningkat seiring bertambahnya usia.
- Jenis kelamin: Wanita lebih berisiko terkena osteoporosis daripada pria karena mereka memiliki kepadatan tulang yang lebih rendah dan mengalami penurunan estrogen selama menopause.
- Riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga yang memiliki osteoporosis, maka risiko seseorang untuk terkena osteoporosis juga lebih tinggi.
- Gaya hidup tidak sehat: Konsumsi alkohol yang berlebihan, merokok, dan kurangnya olahraga dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
- Nutrisi yang tidak seimbang: Kurangnya asupan kalsium, vitamin D, dan protein dapat menyebabkan kepadatan tulang menurun dan meningkatkan risiko osteoporosis.
- Kondisi medis tertentu: Beberapa kondisi medis, seperti hipertiroidisme, diabetes, arthritis, dan penyakit ginjal dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
- Penggunaan obat-obatan tertentu: Penggunaan obat-obatan seperti kortikosteroid dan obat-obatan untuk mengobati kanker dapat menyebabkan kepadatan tulang menurun dan meningkatkan risiko osteoporosis.
Jika seseorang memiliki beberapa faktor risiko ini, maka penting untuk mengambil tindakan pencegahan seperti menjaga gaya hidup sehat dan mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi untuk mengurangi risiko terkena osteoporosis.
3 Jenis Osteoporosis
Ya, osteoporosis dapat dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah osteoporosis primer, osteoporosis sekunder, dan osteoporosis juvenil. Berikut adalah penjelasan perbedaan antara ketiga jenis osteoporosis tersebut:
- Osteoporosis Primer: Osteoporosis jenis ini umumnya terjadi pada wanita yang telah mengalami menopause. Penurunan kadar hormon estrogen yang terjadi setelah menopause menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan mempercepat kerusakan tulang.
- Osteoporosis Sekunder: Jenis osteoporosis ini disebabkan oleh faktor lain, seperti penggunaan obat-obatan tertentu, kondisi medis tertentu, atau faktor gaya hidup seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan. Kondisi medis yang dapat menyebabkan osteoporosis sekunder antara lain arthritis rheumatoid, penyakit ginjal, dan beberapa jenis kanker.
- Osteoporosis Juvenil: Ini merupakan jenis osteoporosis yang terjadi pada anak-anak atau remaja, yaitu usia dimana mereka sebenarnya belum mencapai puncak kepadatan tulangnya. Osteoporosis juvenil dapat disebabkan oleh faktor genetik atau kondisi medis tertentu, seperti osteogenesis imperfecta, yang menyebabkan tulang rapuh dan mudah patah.
Perbedaan utama antara ketiga jenis osteoporosis ini adalah faktor penyebabnya. Osteoporosis primer disebabkan oleh menopause dan penurunan hormon estrogen, sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh faktor lain selain menopause, seperti obat-obatan atau kondisi medis tertentu.
Osteoporosis juvenil, di sisi lain, terjadi pada anak-anak dan remaja dan dapat disebabkan oleh faktor genetik atau kondisi medis tertentu.
Jenis osteoporosis tersebut, semuanya dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang yang sama dan dapat meningkatkan risiko patah tulang.
Akibatnya Jika Osteoporosis Tidak Diatasi
Osteoporosis jika tidak diatasi, dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti:
- Fraktur tulang: Orang dengan osteoporosis memiliki risiko lebih tinggi untuk patah tulang, terutama di tulang belakang, pergelangan tangan, dan panggul.
- Gangguan postur tubuh: Patah tulang belakang yang terjadi karena osteoporosis dapat menyebabkan perubahan pada postur tubuh, seperti punggung bungkuk.
- Keterbatasan mobilitas: Patah tulang yang disebabkan oleh osteoporosis dapat membatasi mobilitas dan mengurangi kemandirian seseorang.
- Kematian: Fraktur tulang panggul dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi dan gangguan pernapasan, yang dapat mengakibatkan kematian.
Oleh karena itu, penting untuk mencegah atau mengatasi osteoporosis sejak dini dengan pola makan yang sehat, olahraga teratur, dan pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter untuk mengurangi risiko patah tulang dan komplikasi serius lainnya.
Yang Harus Dilakukan Jika Terlanjur Mengidap Osteoporosis?
Jika Anda telah didiagnosis dengan osteoporosis, ada beberapa tindakan yang dapat Anda ambil untuk membantu mengelola kondisi tersebut. Berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan:
- Konsumsi makanan yang kaya kalsium dan vitamin D. Makanan seperti susu, keju, yoghurt, ikan, dan sayuran hijau mengandung kalsium dan vitamin D yang penting untuk kesehatan tulang Anda.
- Lakukan olahraga teratur. Olahraga yang melibatkan beban, seperti berjalan kaki, jogging, atau latihan angkat beban, dapat membantu meningkatkan kekuatan tulang Anda.
- Hindari merokok dan minum alkohol. Karena keduanya (merokok dan minum alkohol) bisa memperburuk kondisi osteoporosis, disamping bisa mengurangi kesehatan tulang.
- Obati dengan resep dokter. Ada beberapa jenis obat yang dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang Anda dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada tulang Anda. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum mengambil obat tertentu.
- Hindari jatuh. Karena tulang Anda lebih rentan patah, penting untuk menghindari jatuh atau cedera lain yang dapat memperburuk kondisi osteoporosis Anda.
- Dapatkan pemeriksaan secara teratur. Pastikan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan mengikuti saran dokter Anda dalam mengelola kondisi osteoporosis Anda.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter dan ahli gizi jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang bagaimana mengelola osteoporosis Anda.
Cara Mencegah Osteoporosis pada Lansia
Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah osteoporosis dan mempertahankan kesehatan tulang Anda saat usia lanjut dengan melakukan hal-hal berikut:
- Asupan kalsium yang cukup: Makanan yang kaya kalsium, seperti susu, keju, ikan, dan sayuran hijau, dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang. Dokter dapat merekomendasikan suplemen kalsium jika asupan makanan tidak mencukupi.
- Asupan vitamin D yang cukup: Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan mempertahankan kepadatan tulang. Anda bisa mendapatkannya dari paparan sinar matahari atau dari makanan seperti ikan berlemak, kuning telur, dan susu yang diperkaya vitamin D.
- Olahraga teratur: Latihan beban dan latihan aerobik dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang dan memperkuat otot. Olahraga yang baik untuk tulang meliputi berjalan kaki, jogging, bersepeda, dan latihan angkat beban.
- Jangan merokok dan hindari minuman beralkohol sebab keduanya dapat merusak kesehatan, khususnya kesehatan tulang dan beresiko meningkatkan osteoporosis.
- Pertahankan berat badan yang sehat: Berat badan yang rendah dapat meningkatkan risiko osteoporosis, sedangkan obesitas juga dapat memperburuk kondisi tulang.
- Tes tulang: Dokter dapat melakukan tes tulang untuk mengevaluasi kepadatan tulang dan mengidentifikasi risiko osteoporosis. Ini dapat membantu mengambil tindakan pencegahan atau pengobatan dini jika diperlukan.
Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama pada orang yang berisiko terkena osteoporosis, seperti wanita pasca-menopause, orang yang memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis, dan orang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat.
Dengan melakukan pencegahan dan pengobatan yang tepat, dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko osteoporosis dan mencegah terjadinya patah tulang atau fraktur.
Post a Comment for "Mengetahui 3 Jenis Osteoporosis dan Cara Mencegahnya"