Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Alasan Mengapa Guru Perlu Menguasai Metode Mengajar Deep Learning

Pertanyaannya sederhana, tapi jawabannya mungkin bisa bikin kita garuk-garuk kepala: “Kenapa sih guru zaman sekarang mesti menguasai metode pengajaran deep learning?” Apa karena murid-murid sekarang udah nggak bisa lagi diajarin pakai kapur dan ceramah doang? Atau jangan-jangan, karena mereka lebih percaya sama Google daripada guru?

Guru sedang menjelaskan teori gravitasi kepada siswa di sekolah
Ilustrasi guru sedang menjelaskan teori gravitasi kepada siswa di sekolah

Guru Modern Bukan Cuma Harus Melek Digital, Tapi Juga Harus Bisa Memanfaatkannya untuk Pendidikan yang Lebih Baik

Ada fenomena yang cukup memprihatinkan ketika saya mengamati beberapa sekolah saat ini. Bukan karena fasilitas yang masih tertinggal, seperti bangku kayu produksi 1997 atau papan tulis yang masih pakai kapur, tetapi lebih pada metode pengajaran yang masih stagnan, tidak jauh berbeda dengan yang saya alami puluhan tahun lalu.

ilustrasi Guru Modern sedang mengajar dengan metode digital untuk deep learning

Bayangkan, saat ini siswa sudah terbiasa eksplorasi materi lewat video dan aplikasi, sementara gurunya masih banyak yang berjuang memahami cara mengoperasikan platform pembelajaran daring. Siswa memanfaatkan ChatGPT untuk mencari jawaban, sementara guru masih bertanya, “Siapa yang tahu definisi ini?” Siswa belajar sains lewat TikTok, sementara guru hanya memberi tugas merangkum tiga halaman. Ini bukan lagi tentang siapa yang pintar siapa yang malas, melainkan tentang siapa yang mampu beradaptasi dengan perubahan, dan siapa yang masih kejebak di zona nyaman bernama “cara lama.”

Memang benar, menjadi guru itu bukan sekadar profesi, melainkan panggilan jiwa. Namun, zaman tidak pernah berkompromi. Dunia berubah lebih cepat dari kedelai yang paginya masih biji, sorenya dah jadi tempe. Generasi Z dan Alpha bukan generasi yang bisa diarahkan hanya dengan suara lantang atau tatapan tajam. Mereka perlu diajak berpikir kritis, bukan sekadar menghafal. Mereka ingin dilibatkan, bukan hanya diperintah.

Karena itulah, ketika saya mendengar ada pelatihan digital buat guru-guru di Jawa Barat baru-baru ini, saya merasa sangat senang. Menurut saya, inisiatif ini patut diapresiasi.

Telkom Indonesia Menyelenggarakan Indonesia Digital Learning

Indonesia Digital Learning (IDL) tahun ke-13 yang diselenggarakan oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk bukan sekadar pelatihan biasa dengan materi teoritis dan modul membosankan. Program ini fokus pada Digital Deep Learning dengan pendekatan kreatif dan pemanfaatan AI yang relevan.

Pesertanya? Seratus guru dari Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan. Mereka adalah guru-guru yang setiap hari berhadapan dengan dinamika kelas dan tantangan pembelajaran era digital.

Dalam pelatihan bertema “Guru Jabar Jago Digital,” para guru diajak membuka wawasan, mengoptimalkan perangkat digital, dan mengembangkan pendekatan mengajar yang tidak hanya membuat siswa paham, tetapi juga penasaran dan mampu mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.

Telkom Indonesia Menyelenggarakan Indonesia Digital Learning ke-13
Telkom Indonesia Menyelenggarakan Indonesia Digital Learning ke-13

Jadi, mengajar di era sekarang itu bukan lagi tentang memastikan siswa bisa menjawab “Sudah paham, Bu!,” melainkan mendorong mereka untuk berkata, “Wah, menarik! Aku ingin mencoba!” Tujuannya bukan sekadar nilai sempurna, tetapi menumbuhkan kecintaan belajar seumur hidup. Dan deep learning (bukan nama produk skincare) adalah kuncinya.

Deep learning bukan sekadar tentang teknologi canggih, melainkan pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa berpikir mendalam, mengeksplorasi ide, dan menyadari bahwa belajar adalah petualangan yang menyenangkan, bukan beban.

Guru masa kini harus menjadi navigator yang paham medan digital, tahu kapan harus menggunakan AI, kapan mengajak diskusi, dan kapan membiarkan siswa “tersesat” sementara untuk menemukan jawaban sendiri.

Yang menarik, program ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah daerah, dunia pendidikan, dan industri, termasuk Telkom Indonesia yang konsisten mendorong peningkatan kompetensi guru.

Antusiasme terhadap inisiatif ini pun tak main-main. Hal itu terlihat dari kehadiran sejumlah tokoh penting yang turut memberikan dukungan secara langsung. Di antaranya, Bupati Cirebon Drs. H. Imron Rosyadi, M.Ag., Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dr. H. Purwanto, S.Pd., M.Pd., serta Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon H. Ronianto, S.Pd., MM. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa transformasi pendidikan ini bukan sekadar wacana, melainkan gerakan bersama yang mendapat perhatian serius.

Melalui Indonesia Digital Learning ini, guru tidak hanya dikenalkan dengan metode deep learning, tetapi juga dilatih hingga benar-benar menguasainya.

Guru menerapkan pendidikan deep learning di sekolah
Ilustrasi guru menerapkan pendidikan deep learning di sekolah

Bahkan, Telkom memberikan kesempatan bagi peserta untuk memperoleh sertifikasi BNSP di bidang teknologi digital, bekal nyata bagi guru untuk semakin kompetitif dan berkembang.

Program ini sejalan dengan prioritas Kementerian Pendidikan dalam meningkatkan kualitas, kompetensi, dan kesejahteraan guru. Harapannya, guru tidak hanya menjadi pelaksana kurikulum, tetapi juga agen perubahan yang adaptif terhadap tantangan zaman dan kebutuhan siswa, sekaligus bisa menciptakan pembelajaran yang bermakna, inklusif, dan relevan.

Era Baru Pendidikan Dimana Guru Dituntut Ikut Berinovasi

Bagi para guru, inilah saatnya membuka lembaran baru. Siswa sudah berlari lebih dulu; jangan sampai pendidik-nya justru tertinggal. Dengan deep learning, guru dapat berkolaborasi dengan siswa, bukan hanya memberi instruksi.

Jika hari ini siswa bisa belajar dari TikTok, AI, dan YouTube, mengapa guru tidak turut beradaptasi? Dunia tidak menunggu. Indonesia membutuhkan guru yang tidak hanya ahli mengajar, tetapi juga mahir beradaptasi, bereksplorasi, dan berkolaborasi, sehingga siswa tidak hanya paham berteori tapi bisa mempraktekkannya dalam kehidupannya serta belajar dengan perasaan bahagia.

Post a Comment for "Alasan Mengapa Guru Perlu Menguasai Metode Mengajar Deep Learning"