Tips agar Sekolah #GoDigital & Bisa Menerapkan IoT dengan Mudah
Kalau ditanya, “Apa sih yang bikin anak bisa berhasil di masa depan?” Jawaban setiap orang pasti macam-macam. Ada yang bilang karena nilai yang bagus, ada juga yang bilang karena bakat, atau mungkin pergaulan (lingkungan) yang mendukung. Tapi buat saya pribadi, salah satu kunci sukses seseorang itu (salah-satunya) adalah kemandirian.
Saya melihat sendiri bagaimana anak-anak yang terbiasa mandiri sejak kecil cenderung lebih cepat tanggap, lebih berani mengambil keputusan, dan lebih tahan banting. Mereka nggak mudah panik saat menghadapi masalah, karena sejak kecil memang sudah biasa mencoba menyelesaikan sesuatu sendiri dulu sebelum minta bantuan. Itu hal kecil yang menurut saya punya dampak yang sangat besar.
Kesinambungan Antara Orangtua & Sekolah dalam Mendidik Anak
Cerita sedikit ya...
Dari sebelum buah hati kami lahir, saya sebenernya udah punya cita-cita untuk membesarkan anak yang mandiri. Bukan tanpa alasan. Saya sering banget lihat anak-anak yang udah gede, kayak usia SMP gitu, tapi masih aja dianter-jemput ke sekolah sama bapak/ibunya. Udah gitu, semua keperluannya masih diurusin orang tuanya.
Yang bikin saya mikir, ada lho anak SD kelas VI, udah mau remaja, tapi masih dibangunin setiap pagi, trus buat mandi juga masih harus disuruh dulu, seragamnya masih disiapin, bahkan tempat tidurnya pun masih diberesin sama ibunya. Kayak... sayang aja gitu, kalau anak-anak nggak dilatih buat ngurus diri sendiri sejak kecil.
Menurut saya ya, ini bukan sekadar soal anak dimanja atau nggak. Tapi kalau dibiarkan terus kayak gitu, takutnya anak-anak jadi nggak punya rasa tanggung jawab. Nggak terbiasa mengambil inisiatif. Nunggu disuruh, nunggu dilayani. Dan yang paling saya takutkan, kalau mereka nanti nggak siap buat hidup di luar sana. Gimana mereka mau mandiri kalau semua aja harus dibantuin?
Makanya dari awal saya sudah niat, saya pengen anak saya dibiasain mandiri dari kecil. Bukan karena saya nggak mau repot ya, tapi karena saya pengen dia tumbuh jadi anak yang bisa mengandalkan diri sendiri. Yang tahu cara ngurus dirinya sendiri, dan punya inisiatif kalau ngadepin masalah.
Saya pengen banget dia jadi pribadi yang kuat, tangguh, dan percaya diri, bukan karena dipaksa, tapi karena dari kecil emang udah dibiasain kayak gitu.
Sekarang, melihat anak tumbuh jadi pribadi yang mandiri rasanya jadi kebanggaan tersendiri buat saya sebagai orang tua. Sejak anak saya mulai masuk TK, saya pelan-pelan mulai melatih dia untuk melakukan banyak hal sendiri.
Mulai dari bangun subuh tanpa dibangunkan, merapikan tempat tidur, pergi mandi sendiri, sampai mempersiapkan seragam dan perlengkapan sekolahnya, termasuk buku pelajaran dan bekal minum.
Nah, waktu anak masuk SD (MI) tahun ajaran 2024 kemarin, saya mulai mengajarkannya untuk pergi ke sekolah naik sepeda sendiri. Tentu saja nggak langsung saya lepas begitu aja.
Walaupun dia udah cukup lancar naik sepeda, saya tetap ajarin dulu aturan-aturan dasar di jalan raya, mulai dari cara masuk ke jalan raya, cara mengambil jalur yang benar, sampai cara menyebrang.
Setelah anak sudah paham aturan dasar tersebut, saya tetap ngikutin anak dari belakang untuk melihat perkembangannya selama beberapa hari. Setelah saya rasa anak sudah mengerti aturan dasar berkendara di jalan raya, sekarang, tiap pagi dia bisa pulang/pergi sendiri ke sekolah.
Dan jujur, saya bangga banget ngeliat itu semua. Tapi ya namanya juga orang tua, tetap aja ada rasa was-was. Kadang suka muncul pikiran, “Anakku sudah sampai sekolah belum ya?”
Yang bikin makin khawatir itu, di sekolah nggak ada sistem pelaporan kehadiran ke orang tua. Jadi, kalau anak absen atau belum di sekolah saat jam pelajaran dimulai, guru biasanya nggak langsung menghubungi ortunya (ada ataupun tidak ada izin lewat WhatsApp dari ortu).
Saya paham, sih. Guru juga punya beban kerja yang luar biasa. Banyak hal yang masih dikerjakan secara manual, dan itu tentu sangat menyita waktu dan tenaga mereka.
Tapi di era digital seperti sekarang ini, saya kadang mikir, seandainya saja ada sistem yang bisa otomatis memberi notifikasi kehadiran anak ke orang tua biar nggak khawatir.
Misalnya, pakai teknologi pengenal wajah (IoT) yang bisa otomatis mengirim pesan WA ke hp ortunya begitu anak masuk kelas. Bayangin betapa tenangnya hati para orang tua kalau sistem seperti itu benar-benar ada. Inovasi kecil yang mungkin terlihat sepele, tapi dampaknya bisa luar biasa buat ketenangan kita kami sebagai orang tua.
Digitalisasi di Sekolah-sekolah Indonesia
Digitalisasi memang masih menjadi PR bagi banyak sekolah-sekolah di Indonesia, mulai dari jenjang SD sampai perguruan tinggi, padahal kalau mau, sudah ada Indibiz dengan berbagai produknya yang bisa menjadi solusi praktis, hemat, dan mudah untuk membuat sekolah #GoDigital, khususnya untuk membangun ekosistem pembelajaran berbasis digital seperti e-learning hingga penerapan blended learning.
Kalau saya lihat-lihat, layanan yang disediakan oleh Indibiz termasuk sudah cukup lengkap untuk membangun ekosistem sekolah berbasis digital.
Pasalnya, mereka sudah punya Sistem Manajemen Sekolah yang bagus banget untuk pengelolaan data siswa, guru, orang tua, hingga dapodik dalam satu solusi terintegrasi. Administrasi sekolah jadi jauh lebih efisien dan terstruktur.
Lalu ada juga Pijar Sekolah. Ini adalah platform manajemen digital yang memungkinkan guru memantau perkembangan siswa secara langsung, memudahkan guru memberikan tugas, mengelola nilai, hingga mencatat absensi berdasarkan lokasi, all-in-one.
Koneksi internet pun jadi lebih stabil dan cepat dengan HSI B2B Bisnis dan Wifi Internet yang mendukung pembelajaran digital tanpa hambatan.
Untuk bagian komunikasinya, Indibiz menyediakan Omnichannel Solution yang bisa mengirim pengumuman ke siswa, guru, dan orang tua hanya dengan satu klik. Aplikasi ini bisa digunakan untuk menanggapi pertanyaan calon siswa baru, misalnya yang berasal dari berbagai media sosial.
Urusan pembayaran juga lebih gampang dan nggak ribet karena ada Aplikasi Pembayaran. Jadi, orang tua bisa ngecek tagihan, status pembayaran, dan biaya lain secara digital tanpa harus nunggu ditagih atau tanpa harus bertanya secara manual lewat WA (atau dengan datang ke sekolah).
Kemudian, ada juga Microsoft 365 for Education yang cukup lengkap, mulai dari Word, Excel, PowerPoint, Teams, sampai ekosistem cloud OneDrive. Semua software ini bisa diakses dari berbagai perangkat oleh guru dan siswa, misalnya untuk berkolaborasi, berbagi dokumen, serta untuk mendukung kegiatan belajar dari mana saja dan kapan saja.
Tips Merencanakan Ekosistem Pembelajaran IoT untuk Sekolah #GoDigital
Mengintegrasikan Internet of Things (IoT) ke dalam dunia pendidikan, saya yakin akan membuat proses belajar mengajar lebih mudah, bersifat interaktif, dan hidup.
IoT adalah teknologi yang tidak hanya bisa menghadirkan teknologi canggih ke ruang kelas, tetapi juga akan membuka cara-cara baru dalam mempelajari dan melakukan sesuatu, serta menjadikan pendidikan lebih efektif dan bersifat inklusi.
Success Story Transformasi Sekolah #GoDigital
Indibiz, bagian dari Telkom Indonesia, nggak cuma hadir sebagai penyedia layanan digital biasa. Mereka sudah jadi partner strategis bagi beberapa sekolah-sekolah yang ingin bertransformasi menjadi sekolah #GoDigital.
Salah satu contoh sekolah yang sudah Go Digital adalah SMK Bakti Idhata, sebuah sekolah vokasi berbasis teknologi yang ada di Jakarta Selatan. Sekolah ini lagi serius banget memperkuat digitalisasi lewat kolaborasi bareng Telkom Indonesia.
Sebagai sekolah swasta IT di tengah kota, mereka tahu banget pentingnya tetap relevan. Makanya, kerja sama dengan Telkom jadi pilihan yang masuk akal. Internet kenceng, laboratorium yang selalu update, plus pelatihan digital langsung dari Telkom. Itu semua menjadi pondasi penting untuk mendukung siswa-siswinya bisa siap bersaing di dunia industri.
Beberapa solusi digital dari Indibiz pun sudah mulai dipakai di sekolah yang berdiri sejak 2007 ini. Mulai dari platform belajar digital kayak Pijar, jaringan internet dengan koneksi stabil, sampai kelas-kelas yang infrastrukturnya sudah berbasis jaringan. Terlihat banget komitmen mereka buat nyiapin lulusan yang bukan cuma paham teori, tapi juga langsung siap terjun ke dunia kerja.
Nah, peran guru juga nggak kalah penting. Di era Kurikulum Merdeka dan teknologi yang terus berubah, guru pun dituntut untuk terus belajar dan adaptif. Program pelatihan dari Telkom seperti IoT dan platform Pijar sangat banget guru untuk bisa mengajar dengan cara yang lebih relevan dan aplikatif.
Kerjasama antara SMK Bakti Idhata dan Indibiz ini jadi bukti nyata bahwa dunia pendidikan dan teknologi bisa saling dukung dalam melahirkan generasi digital yang siap kerja, siap berkarya, dan pastinya siap bersaing di era sekarang.
Penutup
Menerapkan digitalisasi di sekolah bukan sekadar soal mempermudah pekerjaan hari ini, tapi solusi untuk menyiapkan masa depan pendidikan yang lebih maju.
Lewat solusi dari Indibiz dan pemanfaatan IoT yang saling terhubung, saya rasa sekolah pasti akan memiliki pondasi yang kokoh untuk membentuk generasi yang mandiri, mampu bekerja secara tim, dan siap bersaing di level global.
Dengan dukungan koneksi internet yang stabil dari Indibiz dan fasilitas untuk penerapan metode Blended Learning, sekolah bisa dengan mudah menciptakan lingkungan belajar yang lebih fleksibel, sistem yang mudah dijalankan, dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan masa kini.
Post a Comment for "Tips agar Sekolah #GoDigital & Bisa Menerapkan IoT dengan Mudah"