Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Manfaat dan Alternatif Susu untuk Mendukung Kecerdasan Otak Anak

Air susu ibu (ASI) adalah makanan pertama yang dikonsumsi oleh bayi. ASI mengandung antibodi, nutrisi, dan berbagai faktor penting lainnya yang dapat membantu perkembangan mental maupun fisik anak.

Sebagian besar anak akan diberi ASI secara eksklusif hingga berusia 2 tahun. Setelah itu, anak-anak biasanya akan disapih agar bisa mengkonsumsi makanan padat.

Pertanyaannya, setelah anak-anak disapih, apakah mereka masih membutuhkan susu untuk membantu tumbuh kembang anak?

Manfaat Susu untuk Anak

Minum susu memiliki banyak manfaat untuk anak-anak. Seperti misalnya, bisa membantu menjaga kesehatan dan menguatkan tulang, serta membantu tumbuh kembang anak secara keseluruhan.

Di samping itu, minum susu setiap hari juga akan membantu menjaga kesehatan anak-anak karena susu kaya akan kalsium, protein, fosfor, kalium, vitamin D, vitamin B12 vitamin A, vitamin B2 atau riboflavin, niasin, dan berbagai mineral maupun vitamin lainnya yang biasanya ditambahkan ke susu.

Anak laki-laki sedang minum susu dari gelas
Anak minum susu - Image via shutterstock.com

Jadi, meskipun anak-anak sudah disapih atau diberikan makanan padat, mereka tetap membutuhkan susu untuk mendukung tumbuh kembangnya maupun untuk menjaga kesehatannya secara keseluruhan.

Singkatnya, anak-anak yang diberi minum susu setiap hari akan memperoleh berbagai macam manfaat untuk kesehatan mereka. Seperti, lemak dan karbohidrat yang bisa menjadi sumber energi, protein yang baik untuk pertumbuhan, kalsium dan fosfor yang dapat mendukung perkembangan tulang maupun gigi anak, serta vitamin yang akan membantu anak-anak melawan infeksi.

Berapa Banyak Susu yang Perlu Diminum Anak-Anak Setiap Hari?

Berapa Banyak Susu yang Perlu Diminum Anakper Hari
Image via interpharma

Bayi yang berusia di bawah 12 bulan sebaiknya tidak diberikan susu hewani dalam bentuk apapun. Sebaliknya, mereka harus diberikan ASI secara eksklusif.

Jika ada alasan tertentu yang membuat Ibu tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya, Anda bisa mencari alternatif lain. Misalnya dengan memanfaatkan penyedia layanan ASI (ibu susuan).

Namun jika berbagai alternatif tidak tersedia, barulah Ibu bisa memilih menggunakan susu hewani sebagai pengganti ASI saat anak berusia di bawah 12 bulan.

Sebagai catatan, pilihlah susu yang diformulasikan untuk bayi dibawah usia 12 bulan.

Setelah berusia 12 bulan atau lebih, barulah anak-anak bisa diperkenalkan pada susu hewani seperti susu sapi murni karena lemaknya bisa membantu perkembangan saraf.

Setelah anak-anak berusia 2 tahun, anak-anak bisa diperkenalkan pada susu formula sebagai makanan pendamping (penyempurna).

Tapi pertanyaannya, seberapa banyak susu yang boleh diberikan kepada anak-anak setelah berusia di atas 2 tahun?

1. Porsi susu untuk anak usia 2 sampai 3 tahun

Balita yang berusia 2 sampai 3 tahun bisa diberikan 1 atau 2 cangkir susu per hari, dan sebaiknya tidak lebih dari itu.

Pasalnya, memberikan susu dalam jumlah yang terlalu banyak kepada anak dikhawatirkan akan membuat anak-anak kenyang sehingga mereka enggan mengkonsumsi makanan penting lainnya.

2. Porsi susu untuk anak usia 4 sampai 8 tahun

Anak-anak yang berusia antara 4 hingga 8 tahun bisa diberikan susu antara 3 hingga 4 cangkir per hari.

Selain untuk menghindari agar anak-anak tidak terlalu kenyang sehingga mereka tidak mengkonsumsi makanan penting lainnya, membatasi jumlah asupan susu pada balita di usia ini juga bertujuan untuk mencegah agar anak-anak tidak kembung atau mengalami diare.

Pasalnya, sebagian besar usus anak-anak di usia ini masih belum bisa mentoleransi kandungan laktosa yang tinggi pada susu hewani.

Jenis Susu yang Bisa Diberikan Kepada Anak

Banyak diantara kita yang menganggap bahwa susu sapi murni atau susu kambing murni sangat baik untuk kesehatan. Tapi, hanya sedikit di antara kita yang tahu kalau susu murni atau susu sapi mentah seringkali mengandung bakteri berbahaya seperti, salmonella, E.coli, serta Campylobacter yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan hingga infeksi serius.

Jika ingin memberikan susu sapi murni, susu tersebut harus dipasteurisasi terlebih dahulu. Dan, sebaiknya tidak diberikan kepada bayi berusia di bawah 1 tahun.

1. Susu yang Sudah Dipasteurisasi

Susu yang boleh diberikan kepada balita adalah susu yang sudah dipasteurisasi.

Yang dimaksud dengan susu yang sudah dipasteurisasi adalah susu yang sudah melalui proses pemanasan.

Tujuan utama dari pasteurisasi susu adalah untuk menjaga keamanan pangan dengan mengurangi risiko infeksi bakteri seperti Salmonella, Escherichia coli (E. coli), dan Campylobacter.

Proses pasteurisasi melibatkan pemanasan susu pada suhu tinggi (antara 60 hingga 85 derajat Celsius) selama kurang lebih 15 hingga 30 detik, kemudian didinginkan secara cepat untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang tersisa.

Meskipun kebanyakan susu yang sudah dipasteurisasi masih mengandung nutrisi penting seperti protein, kalsium, dan vitamin, namun, proses pasteurisasi dapat juga berpotensi mengurangi jumlah nutrisi yang sensitif terhadap panas.

Dan ingat! pasteurisasi tidak menghilangkan semua bakteri dari susu, tetapi hanya mengurangi jumlahnya sehingga susu aman dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu.

Setelah di pasteurisasi, susu akan memiliki masa Simpan yang lebih lama dibandingkan dengan susu mentah.

Tapi meski memiliki masa simpan yang lebih lama, kita tetap direkomendasikan untuk menyimpannya di kulkas agar susu tetap segar dan tidak mudah terkena bakteri.

2. Susu Kedelai (Soy)

Susu kedelai atau soya (soy milk) merupakan salah satu alternatif susu untuk balita yang tidak dapat mengkonsumsi susu sapi atau produk susu karena, alergi terhadap susu sapi atau karena mengalami masalah intoleransi laktosa.

Susu kedelai juga mengandung protein. Hanya saja protein yang terkandung di dalam susu kedelai tidak memicu reaksi alergi seperti susu sapi.

Sedangkan yang dimaksud dengan intoleransi laktosa adalah kondisi dimana sistem pencernaan balita mampu mencerna laktosa, yaitu gula alami yang terdapat di dalam susu.

Hanya saja, perlu diingat bahwa tidak semua balita cocok mengkonsumsi susu kedelai. Pasalnya, beberapa anak ada juga yang alergi kedelai.

3. Susu Kambing atau Susu Domba

Tidak jauh berbeda dengan susu soya, susu kambing atau susu domba juga bisa dijadikan sebagai alternatif susu bayi balita yang alergi terhadap susu sapi atau mengalami intoleransi laktosa.

Tapi, perlu diingat juga bahwa, ada berapa anak yang alergi susu kambing atau susu domba. Jadi, pastikan Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi sebelum memberikan susu kambing kepada anak.

4. Susu Beras (Air Tajin)

Susu beras atau yang air hasil ekstraksi dari butiran beras, umumnya dianggap sebagai minuman yang dapat diberikan kepada anak dalam beberapa kasus tertentu.

Namun, harus dipahami bahwa, susu beras tidak memiliki komposisi nutrisi yang sama dengan susu manusia, susu formula bayi, atau susu hewan lainnya.

Meski bisa dijadikan sebagai alternatif, namun kandungan lemak dan protein susu beras sangat rendah. Sehingga kurang bisa menyokong pertumbuhan dan perkembangan anak.

5. Susu Formula

Seperti namanya, susu formula (sufor) diformulasikan untuk bayi atau balita sebagai sumber nutrisi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahap tertentu.

Sufor umumnya mengandung campuran nutrisi penting seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.

Dibandingkan dengan berbagai alternatif susu yang telah saya sebutkan di atas, seperti susu sapi murni ataupun susu kambing, susu formula cenderung lebih mudah kita peroleh dari toko-toko.

Karena itulah, sufor tetap dianggap sebagai salah satu alternatif terbaik untuk ASI. Meskipun, sufor tidak memiliki kandungan antibodi seperti kolostrum pada ASI, atau perlindungan terhadap infeksi.

Meski demikian di era modern ini, kandungan sufor terus dikembangkan sehingga bisa memenuhi komposisi nutrisi yang dibutuhkan oleh anak, termasuk untuk mencerdaskan otak bayi.

Susu untuk kecerdasan otak anak dan yang mengandung nutrisi lengkap, kini bisa dengan mudah kita temukan berkat penelitian penelitian yang dilakukan oleh para pakar anda dan berkat kehadiran teknologi modern.

Penutup

Anak-anak membutuhkan susu karena, susu mengandung nutrisi penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Susu mengandung protein, kalsium, vitamin D, vitamin B12, dan beberapa mineral lainnya yang dapat mendukung pertumbuhan tulang, perkembangan otot, fungsi sistem saraf, dan sistem kekebalan tubuh yang sehat.

Susu juga merupakan sumber asam lemak omega-3 dan omega-6 yang berperan dalam perkembangan otak dan mata.

Rutin mengkonsumsi susu terbukti bisa membantu memenuhi kebutuhan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh anak guna mendukung pertumbuhan yang optimal.

Tapi, perlu diingat bahwa susu hewani dan nabati seperti susu sapi murni, susu kambing, dan susu kedelai tidak memiliki komposisi nutrisi yang identik dengan susu manusia atau susu formula bayi.

Oleh karena itu, pastikan Anda memberikan susu yang mengandung nutrisi lengkap dan seimbang seperti susu formula serta memberikan anak sumber nutrisi seperi sayur, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, serta daging dan ikan.

Post a Comment for "Manfaat dan Alternatif Susu untuk Mendukung Kecerdasan Otak Anak"